Mantan Perenang Olimpiade Lukman Niode Meninggal, Sempat Rapid Test 2 Kali Hasilnya Negatif

Mantan Perenang Olimpiade Lukman Niode Meninggal, Sempat Rapid Test 2 Kali Hasilnya Negatif

Kabar duka menyelimuti olahraga Indonesia. Mantan perenang nasional, Lukman Niode, tutup usia pada Jumat (17/4/2020) pukul 12.58 WIB di Rumah Sakit Pelni, Jakarta. Ia wafat pada usia 56 tahun lantaran positif Covid 19 atau terjangkit virus corona. Menurut kakak Lukman, Idrus Niode, awalnya sang adik didiagnosa terserang bakteri di lambung yang kemudian naik ke paru paru.

Lukman pun sempat mendatangi tiga rumah sakit, yakni RS Setia Mitra, RSPI Pondok Indah, dan RS Pelni. Di tempat pertama ia hanya didiagnosa lambung. Kemudian di RSPI Lukman melakukan rapid test Covid 19. Dari dua kali pemeriksaan, hasilnya negatif.

"Saya kebetulan monitor, jadi dugaan awalnya cuma sakit lambung. Lambung ini istilahnya gerd, lambung naik, begitu," kata kakak Lukman, kepada wartawan. "Dia dibawa ke RS Setia Mitra, oke menurun sakitnya. Tapi dia minta datang lagi ke RSPI bersama istrinya, dibawa ke RSPI, tes segala macam. Negatif dua kali dari rapid test, swab belum," ujarnya menambahkan. Karena kondisi tak membaik, Lukman kembali ke RSPI. Akhirnya didapati ada flek di paru parunya.

Karena kondisi itu keluarga meminta untuk masuk ke ruang ICU. Namun tak ada ruang yang tersedia di RSPI. Setelah mencari informasi, akhirnya didapati RS Pelni punya ruang ICU kosong. Di sanalah diketahui Lukman positif virus Corona melalui swab test.

"Dapat ICU di Pelni dibawa ke Pelni dengan catatan mereka minta pasien dipasangkan ventilator karena Lukman sudah sesak napas," tutur Idrus. "Akhirnya dibawa ke RS Pelni sekitar jam 12 malam, itu Selasa subuh masuk. Tak ada hubungan apa apa lagi," ucapnya. Idrus bercerita bahwa adiknya tersebut termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG) virus corona.

Setelah mendapatkan kabar bahwa Lukman positif Covid 19, Idrus dan keluarga pun langsung melakukan tes. "Saya awam, apalagi tes sebelumnya kan negatif negatif, kok jadi positif. Nggak tahu Lukman kena di mana, mungkin bakteri bukan virus," kata dia. Sebagai atlet renang, Lukman pernah mengharumkan Indonesia di kancah internasional.

Prestasi yang pernah diraihnya di antaranya dua medali emas SEA Games 1983 di Singapura untuk nomor punggung 100 meter dan 200 meter putra. Saat itu Lukman berhasil memecahkan rekor Asia milik perenang Jepang, Kenji Ikeda, dengan keunggulan satu detik. Lukman juga menjadi pemegang dua rekor nasional untuk nomor 200 meter gaya punggung, dan 100 m gaya bebas.

Tak hanya itu, Lukman juga pernah menjadi salah satu anggota kontingen Indonesia yang tampil pada Olimpiade 1984 di Los Angeles, Amerika Serikat. Dia turun pada tiga nomor yakni nomor 100 meter gaya bebas serta 100 dan 200 meter gaya punggung pada. Catatan terbaiknya terjadi pada nomor 200 meter gaya punggung, yakni saat dia menempati posisi ke 21 dari 44 perenang.

Di level individu, Lukman menggondol penghargaan lain. Ia menerima gelar The Best Performance dari Cypress High School dan predikat Best Male Athlete of the Year saat menempuh pendidikan di Golden West College, Amerika Serikat pada 1981. Di level nasional, penghargaan SIWO/PWI diraihnya dua kali pada 1981 dan 1983.

Selain menjadi atlet, Lukman tercatat pernah menjadi instruktur di Hutington Scuba Dive Club, AS (1984); instruktur selancar di Newport Beach, AS (1984). Setelah pensiun sebagai atlet, Lukman tetap aktif dalam sejumlah organisasi olahraga nasional. Ia terakhir menjabat sebagai Wakil IV Ketua Bidan Pembinaan Prestasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.

Selain berkecimpung di KONI Pusat, Lukman juga merupakan Wakil Sekretaris Jenderal II Bidang Umum Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi). Sebelumnya, Lukman juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) yang kini telah dibubarkan pemerintah. Tak hanya di dunia olahraga, Lukman juga aktif menjadi relawan untuk membantu petugas medis melawan virus corona atau Covid 19.

Hal itu juga dibenarkan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI), Herlin Rahardjo. "Ya saya dapat kabar juga beliau aktif membantu penanggulangan Covid 19. Beberapa kali beliau ikut kegiatan sebagai relawan," kata Herlin. Di mata Herlin, Lukman adalah salah satu atlet renang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Ia menjadi atlet yang pertama kali menyumbangkan medali Asian Games di cabang renang untuk Merah Putih pada tahun 1982 sekaligus pemegang rekor medali Indonesia terbanyak di cabang renang Asian Games. "Beliau terkenal sebagai seorang atlet sekaligus pelatih yang pintar memotivasi atlet dan teman setimnya. Beliau sangat passionate, Indonesia beruntung punya orang seperti Lukman Niode," ungkap Herlin. Sementara mantan atlet renang nasional, Richard Sam Bera, menyebut Lukman sebagai mentor yang banyak membimbingnya.

Richard mengaku sangat kehilangan seniornya di dunia renang itu. "Bang Lucky (Lukman, red) itu mentor sekaligus inspirasi saya di nomor sprint," kata Richard. Richard menyebut banyak kenangan yang pernah dilalui bersama peraih emas di SEA Games 1983 itu.

Meski usianya lebih muda 10 tahun, ia pernah bahu membahu bersama Lukman membela kontingen Indonesia di berbagai ajang kejuaraan internasional. "Emas terakhir saya di SEA Games 2005, pelatihnya Lucky," kata pria yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) itu. Selamat jalan, Lukman. Prestasi mu mengharumkan nama bangsa akan selalu dikenang.