Gedung London Sumatra yang Ikonik di Medan

Gedung London Sumatra yang Ikonik di Medan

Kota Medan menjadi kota pertama sebagai pelopor kehidupan masyarakat modern sejak zaman Belanda. Kota pada zaman dahulu merupakay pusat kegiatan ekonomi di Sumatra, baik impor maupun ekspor.

Hal ini terlihat dari terdapat banyaknya bangunan bersejarah peninggalan zaman kolonial yang mudah ditemukan di Medan. Bahkan kondisi bangunan-bangunan tersebut masih terawat hingga kini. Salah satu bangunannya adalah Gedung London Sumatra yang sudah berdiri sejak 1909 silam.

Gedung ini berada di Jalan Ahmad Yani yang dibangun oleh David Harrison, seorang pemilik perkebunan karet Harrison & Crossfield Company. Bangunan ini kini masih berdiri kokoh hingga sekarang. Bahkan gedung ini menjadi ikon Kota Medan yang sangat populer. Gedung ini menjadi daya tarik dan takjarang sebagai lokasi wisata untuk berfoto-foto.

Selain arsitektur yang unik, ada beberapa fakta-fakta menarik tentang gedung tua yang masih kokoh ini:

  1. Peninggalan Zaman Kolonial Belanda

Gedung London Sumatra adalah salah satu bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda. Gedung yang merupakan bangunan lima lantai ini memiliki warna putih di seluruh bagian gedungnya. Dibangun dengan konsep arsitektur bergaya Eropa serta terinspirasi dari gaya rumah-rumah yang ada di London pada masa abad ke-18 dan ke-19. Gaya arsitektur Eropa terlihat dari bentuk jendela yang panjang dan lebar serta tiang-tiang tangga besar yang ada di depan pintu masuk. Sangat khas dengan bangunan gaya Eropa di zaman dulu.

 

  1. Berusia Sama Seperti Ratu Juliana dari Belanda

Gedung ini ternyata memiliki umur yang sangat tua berkisar lebih dari satu abad. Gedung London Sumatra dibangun pada tahun 1909 dan masih berdiri hingga kini. Gedung tersebut dibangun di tahun yang sama dengan lahirnya Ratu Juliana dari Belanda. Oleh sebab itu gedung ini pernah diberi nama Juliana Biulding yang kemudian diubah menjadi London Sumatra yang dipakai hingga sekarang.

 

  1. Gedung Perkantoran

Awal dibangunnya gedung ini merupakan sebuah kantor perusahaan perkebunan karet Harrisons & Crosfield. Perusahaan Harrisons & Crosfield (H&C) didirikan oleh Trio Daniel Harrison, Smith Harrison, dan Joseph Crosfield pada tahun 1844 di Liverpool. Perusahaan tersebut bergelut di bidang import biji-bijian dan kopi.

Kemudian pada tahun tahun 1982 perusahaan H&C menjual sahamnya ke perusahaan Malaysia, yaitu Sime Darby. Di tahun 1994 semua aset dijual kepada London Sumatra Plantation ltd. atau PT. London Sumatra. Kemudian hingga saat ini gedung tersebut masih digunakan sebagi gedung perkantoran perusahaan PT. London Sumatra.

 

  1. Gedung dengan Lift Pertama di Pulau Sumatra

Fakta menarik lainnya di gedung ini ternyata gedung ini merupakan gedung bertingkat pertama yang memiliki lift di Kota Medan. Bahkan lift tersebut masih berfungsi dengan baik hingga saat ini. Hal ini karena lift selalu dilakukan perawatan rutin dengan mendatangkan teknisi khusus dari Inggris.

Lift di gedung ini terbilang unik, karena masih mempertahankan bentuk dan gaya khas Eropa sama seperti saat pertama kali dibangun. Untuk membuatnya naik dan turunnya tidak diatur dengan menggunakan tombol seperti pada lift kebanyakan, tetapi menggunakan tuas sederhana yang dikemudikan seorang operator.

Bagi warga Jakarta yang ingin berlibur ke Medan, bisa beli tiket pesawat Jakarta – Medan di Pegipegi. Kamu bisa membeli tiket online lewat aplikasi dan website Pegipegi sesuai tanggal keberangkatan yang diinginkan. Dapatkan harga tiket murah dengan berbagai promo menarik. Tersedia berbagai pilihan pembayaran sehingga sangat mudah bertransaksi, juga ada layanan pelanggan yang akan selalu siap membantu kamu jika menemui kesulitan saat memesan tiket. Pegipegi bisa menjadi solusi traveling kemanapun kamu pergi.

Referensi:

https://m.merdeka.com/sumut/5-fakta-menarik-gedung-london-sumatra-peninggalan-belanda-yang-jadi-ikon-kota-medan.html